Ngalor, kalau tidak salah berasal dari kata lor, dalam Bahasa Jawa yang berarti utara. Ngalor sendiri berarti “menuju ke utara”. Kebalikannya, ngidul, berasal dari kata kidul, berarti menuju ke selatan. Mung dengkul secara harfiah berarti “hanya lutut”. Frase ini mudahnya dapat dipahami sebagai “begitu banyak kesulitan”. Sebagai kalimat lengkap, ngalor ngidul mung dengkul bisa diartikan “kesana kemari begitu banyak kesulitan”.
Seringkali, kita merasa harus melakukan suatu pekerjaan tertentu, sampai di suatu titik ternyata kita menyadari bahwa kita harus melakukan pekerjaan yang sebaliknya. Seringkali kita harus mlaku ngalor, kemudian harus kembali ngidul, ngalor lagi, ngidul lagi, bahkan akhirnya kita terhenti di titik awal mulai: menyerah.
Yang terpenting, janganlah menganggap bahwa setiap aktivitas ngalor ngidul yang kita kerjakan adalah sia-sia dan berakhir dengan keputus-asaan. Kumpulkan berbagai macam batu kerikil dan bunga di sepanjang jalan ngalor ngidul yang kita lewati. Inna ma’al usri yusro. Sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Self talk.