Pentingnya Belajar ketika Traveling

Pagi ini, saya diminta oleh salah seorang kawan untuk membayarkan biaya hotel di Agoda, karena kebetulan dia bukan pengguna Paypal ataupun kartu kredit. Nah, ternyata dia berencana untuk traveling ke Singapura dan Malaysia. Inilah yang menginspirasi tulisan ini ehehe

Saya suka jalan-jalan. Memang belum begitu banyak tempat yang saya kunjungi, hanya saja saya sedikit banyak selalu meluangkan waktu untuk belajar sebelum, saat, dan setelah traveling. Entah itu hanya sekedar Surabaya, Banyuwangi, Jogjakarta, Bali, Jakarta, Balikpapan, Malaysia, Singapura, Jepang, atau yang sejauh Amerika Serikat pun, saya akan meluangkan waktu untuk belajar.

Sebelum berangkat, ini penting. Kalau tujuan wisata Anda adalah Indonesia, Anda mungkin sedikit banyak tahu tentang bagaimana karakter tujuan wisata Anda. Baik transportasi, tempat tinggal, makanan, hingga budaya dan kearifan lokal masyarakatnya. Meskipun demikian, ini bukan alasan bagi Anda untuk tidak belajar mengenali tujuan wisata Anda. Nah, jika Anda berwisata ke luar negeri, apalagi untuk pertama kali, belajar tentang tujuan wisata Anda adalah suatu hal yang wajib. Kalau tidak, Anda akan kaget ketika ternyata Malaysia panas dan sumuk, ternyata makanan di Singapura mahal luar biasa, ternyata orang Jepang jarang yang berbahasa Inggris, atau mungkin, ternyata imigrasi di Amerika Serikat begitu ketat!

Setidaknya, pahami prosedur untuk dapat masuk ke tujuan traveling secara ‘baik-baik’. Selanjutnya, rencanakan juga agenda Anda disana sehingga Anda tidak kaget, atau malah kehabisan budget. 😀

Selanjutnya, ketika traveling. Ini bagian yang saya suka. Belajarlah banyak hal ketika traveling. Belajarlah budaya dan kearifan lokal masyarakatnya. Jangan jadi turis, rasakan sensasi menjadi penduduk lokal. Cicipi makanan khas Bali, naiklah MRT di Singapura, atau cobalah sesekali menikmati menjadi muslim di California dengan sholat jumat di masjidnya. Betapa kagetnya saya ketika ternyata disana sholat jumat dilakukan tiga kali di masjid yang sama: jam 12, jam 1, dan jam 2 siang. Ini dilakukan untuk mengakomodasi waktu istirahat dan perjalanan dari tempat kerja para muslim disana. Tentunya, jangan cuma andalkan google. Berinteraksilah dengan penduduk lokal: penjual makanan, petugas hotel, ataupun sopir taksi. Tapi jangan sekali-sekali ngobrol dengan sopir bis ketika dalam perjalanan, ya. 😀

Terakhir, sepulang traveling, jangan lupa untuk belajar dari perjalanan yang Anda lakukan. Tiru budaya mereka yang baik, tinggalkan selebihnya. Tiru bagaimana cara orang jepang begitu santun dalam melayani pelanggan, tiru bagaimana pengendara mobil di kebanyakan negara menghargai pejalan kaki dan penyeberang jalan, tiru bagaimana Singapura yang begitu sibuk tapi begitu tenang tanpa klakson mobil, juga tiru bagaimana masyarakat Jogja begitu santun dalam berkomunikasi.

Selamat berwisata, jangan lupa oleh-olehnya, ya! 😉

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *